15 April 2009

NATO: Persepsi Ancaman terhadap Cina? Dan Bagaimana Uni Eropa Menilik Permasalahan Ini?

NATO: Persepsi Ancaman terhadap Cina? Dan Bagaimana Uni Eropa Menilik Permasalahan Ini?

Preface
Globalisasi terus berlangsung. Nampaknya Cina-lah satu-satunya negara yang bisa memanfaatkan momen ini dengan tingkat kesuksesan yang mengagumkan. Perdagangan bebas telah membuka pasar dunia tanpa batas, dan Cina berhasil mengisi setiap sudut pasar dengan barang yang dihasilkannya. Dengan keberhasilan dalam globalisasi, tentunya perekonomian Cina tumbuh secara signifikan. Belum lagi proteksionisme yang diberlakukan Cina terhadap pasar dalam negerinya semakin menguatkan perekonomian negeri tirai bambu ini.
Peta geopolitik yang sebelumnya hanya didominasi oleh negara barat kini harus ditelaah lagi. Hegemoni Amerika Serikat nampaknya mulai terganggu dengan pertumbuhan Cina yang notebenenya merupakan musuh. Permusuhan ini sejak lama dapat dilihat dari banyak kebijakan AS yang sering ditentang oleh Cina. Juga dari perbedaan ideologi yang dianut. AS yang mengkalim dirinya sebagai kiblat demokrasi dan Cina yang bangga akan sosialismenya.
Namun bukan hanya AS yang kebakaran jenggot melihat pertumbuhan Cina. NATO (North Atlantic Treaty Organization) sebagai pakta pertahanan yang berdiri dibawah kaki AS, dan beranggotakan Kanada dan negara-negara Eropa juga ikut merasakan ketegangan ini. Karena mau tidak mau, suka tidak suka seluruh anggota NATO akan terkena dampak dari pertentangan ini.

Pembahasan NATO tidak akan lepas dari benua Eropa. Hampir seluruh anggota NATO di Eropa juga merupakan anggota Uni Eropa. Hal ini menjadi dilematis, mengingat persepsi NATO terhadap Cina akan berpengaruh terhadap organisasi Regional di Eropa, Uni Eropa.
Dalam traditional security, NATO memandang Cina sebagai ancaman (militer) akan dominansinya didunia. Meskipun demikian non-traditional security tidak bisa diabaikan karena juga mengambil bagian vital, terutama perekonomian.
Dalam makalah ini Saya membatasi pembahasan pada sektor militer dan ekonomi. Berangkat dari hal tersebut, Saya akan menganalisa ancaman-ancaman Cina terhadap eksistensi NATO. Dan bagaimanakah Uni Eropa memandang kebangkitan Cina.
NATO (North Atlantic Treaty Organization)
NATO didirikan berdasarkan kriteria militer dan politik, yaitu mengelompokkan negara-negara berdasakan keikutsertaannya dalam berbagai alisansi, atau berdasarkan orientasi ideologi dan politik.

Organisasi ini dibentuk terutama untuk menanggapi Perang Dingin pasca Perang Dunia II dan untuk menghancurkan impian mengenai keamanan kolektif global. Sebagai sebuah organisasi pertahanan yang dibentuk berdasarkan North Atlantic Treaty, NATO betujuan untuk meningkatkan stabilitas, kesejahteraan, dan kebebasan anggota-anggotanya melalui sebuah sistem collective security.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (bahasa Inggris: North Atlantic Treaty Organisation/NATO) adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington, DC pada 4 April 1949. Nama resminya yang lain adalah dalam bahasa Perancis: l'Organisation du Traité de l'Atlantique Nord (OTAN).
Pasal utama persetujuan tersebut adalah Pasal V, yang berisi:
Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap anggota, dalam menggunakan hak untuk mepertahankan diri secara pribadi maupun bersama-sama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB, akan membantu anggota yang diserang jika penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama, dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara.

Pasal ini diberlakukan agar jika sebuah anggota Pakta Warsawa melancarkan serangan terhadap para sekutu Eropa dari PBB, hal tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota (termasuk Amerika Serikat sendiri), yang mempunyai kekuatan militer terbesar dalam persekutuan tersebut dan dengan itu dapat memberikan aksi pembalasan yang paling besar. Tetapi kekhawatiran terhadap kemungkinan serangan dari Eropa Barat ternyata tidak menjadi kenyataan. Pasal tersebut baru mulai digunakan untuk pertama kalinya dalam sejarah pada 12 September 2001, sebagai tindak balas terhadap serangan teroris 11 September 2001 terhadap AS yang terjadi sehari sebelumnya.

Anggota pendiri (1949)
Belgia
Kanada
Denmark
Perancis
Islandia
Italia
Luxemburg
Belanda
Norwegia
Portugal
Britania Raya
Amerika Serikat


Peta negara-negara anggota NATO



Negara-negara yang bergabung pada masa Perang Dingin
Yunani (1952)
Turki (1952)
Jerman (1955 sebagai Jerman Barat)
Spanyol (1982)
Negara-negara mantan anggota Blok Timur yang bergabung setelah Perang Dingin
-> Jerman Timur (1990)
Republik Ceko (1999)
Polandia (1999)
Hungaria (1999)
Bulgaria (2004)
Estonia (2004)
Latvia (2004)
Lituania (2004)
Romania (2004)
Slowakia (2004)
Slovenia (2004)

Kebangkitan Cina: Imbas Pertumbuhan Ekonomi Pada Militer
Pertumbuhan ekonomi Cina yang terus meningkat mengantarkan Negeri ini menjadi salah satu kekuatan Super Power. Dalam kurun waktu 20 tahun (1979-1997), GDP (Gross Domestic Product) Cina, sebuah ukuran untuk kekuatan ekonomi, meningkat drastis dari $43.6 miliar ke $904 miliar—sebuah pertumbuhan yang mendekati 2100 persen.1 Hal ini otomatis mendukung pengeluaran negara dalam mensejahterakan rakyat. Namun bukan ini yang ditakutkan oleh NATO. Secara mengejutkan anggaran belanja militer Cina merupakan terbesar kedua didunia setelah Amerika Serikat, pada tahun 2005.2 Pengeluaran yang sangat tinggi mengingat Cina tidak sedang terlibat dalam perang.

Peningkatan anggaran belanja militer Cina mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun lalu sebesar 17.8%. Jumlah ini merupakan 7.5% dari total anggaran pengeluaran Cina pada tahun 2007.4 Pertanyaan yang muncul adalah, motivasi apa yang mendorong Cina terus meningkatkan kekuatan budget militernya? Jiang Enzu, juru bicara badan legislatif Cina yang menangani masalah ini mengatakan bahwa meningkatnya budget Cina tahun 2007 adalah untuk meningkatkan kesejahteraan tentara dan para pensiunan tentara.5 Disamping itu, untuk memodernisasi peralatan dan perlengkapan militer, serta meningkatkan kemampuan tentara Cina dalam perang berdasarkan teknologi informasi.6

Potensi Ancaman Cina
“The NATO enlargement was unequivocally assessed by Beijing
as strengthening of the American control over Europe.”7
Dalam sistem yang anarkhi, balance of power diperlukan untuk menjaga perdamaian dunia. Namun peta kekuatan dunia untuk saat ini masih dipegang oleh Amerika Serikat sebagai pemimpin. Kekuatan hegemoni militer NATO berjalan tanpa adanya pesaing yang mampu menciptakan keseimbangan kekuatan. Hal ini membuat NATO berada diatas angin dalam melakukan intervensinya. Kasus Iraq menjadi contoh relevan untuk hal ini. Saat Amerika Serikat berperang melawan Iraq, anggota NATO turun tangan untuk membantu sekutunya itu. Kecaman-kecaman terhadap invasi NATO ke Iraq dan juga Afghanistan sangat minor, tidak ada kekuatan yang mampu mengintervensi untuk menghentikan serangan NATO ke dua negara Timur Tengah itu.

Cina sebagai rising power patut diwaspadai gerak-geriknya oleh NATO, menurut analisa Saya ada dua potensi besar ancaman dari Cina terhadap dominansi NATO. Ancaman tersebut adalah:


1.Aliansi militer Cina dengan Rusia

Rusia bagaikan raksasa yang sedang tertidur, setelah kejatuhan Uni Soviet, Rusia kehilangan pilar penopangnya (satelit Rusia), disintegrasi Soviet membuat Rusia pincang, namun kekuatan Rusia saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata mengingat kemampuan Rusia dalam membuat senjata nuklir.
Negara-negara satelit Rusia yang tadinya kawan kini menjadi lawan. Banyak dari negara-negara tersebut masuk menjadi anggota NATO seperti Hungaria, Polandia, Ceko, Estonia, Lithuania, Latvia, Yugoslavia, Bulgaria, dan masih banyak lagi. Hal ini jelas merupakan ancaman bagi Rusia. Karena NATO bisa menempatkan angkatan perang dan alat-alat militernya dinegara anggota.
Cina berpotensi untuk membentuk suatu aliansi militer dengan Rusia, atau bahkan dengan CIS. Menurut analisa Saya, faktor yang dapat mendorong aliansi militer antara Rusia dan Cina adalah:

a.Letak geografis yang berdekatan

b.Persamaan ideologi dan pemikiran, serta

c.Sifat pemusuhan yang tertanam terhadap negara Barat

Jika hal ini terjadi, dominansi NATO akan terancam. Meskipun pada 27 Mei 1997 Rusia dan NATO menandatangi the Founding Act on Mutual Relations, Cooperation, and Security Treaty.8 Perjanjian yang menyatakan bahwa Rusia tidak akan memusuhi perluasan NATO terhadap mantan anggota Uni Soviet. Namun, bukan berarti perjanjian ini dapat melemahkan Rusia. Karena bagaimanapun Rusia tetap memandang negatif perluasan NATO.9

2.Hegemoni Cina di Asia
Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang beranggotakan Cina, Rusia, dan beberapa negara Central Asia. SCO yang dipimpin Cina telah mendapat perhatian khusus dari negara-negara NATO terutama AS. NATO memandang SCO sebagai alat perluasan hegemoni Cina di Asia. Tentunya hal ini akan mengganggu operasi-operasi NATO jika nantinya akan diarahkan kepada negara-negara di Asia.
Potensi Ancaman NATO terhadap Cina
NATO memiliki kepentingan untuk mematikan potensi ancaman dari Cina. Kepentingan NATO ini bukan omong kosong belaka. Cina melihat hal ini sebagai rencana untuk mengibiri hak-hak Cina dan melemahkan kekuatan Cina. Sudah barang tentu kepentingan NATO ini menjadi ancaman bagi eksistensi Cina. Ancaman tersebut adalah:
Isolasi Cina
Tak dapat disangsikan lagi, secara geografis, aktivitas NATO dalam melebarkan sayapnya cenderung untuk mengepung Cina (Surrounding). Pada 2003 setelah invasi militer NATO ke Afghanistan dengan asumsi melindungi anggota dari ancaman teroris, pada saat itu pula secara teknik negara ini dapat dikuasai oleh NATO.
Pada 2004, NATO menempatkan pasukannya di barat laut Afghanistan, sebuah kota kecil bernama Kondoz sebagai bagian dari perluasan yang diinginkan NATO.10
Hingga detik ini Kazakhstan juga berada dalam genggaman NATO. Belum lagi rencana NATO yang akan “mengakrabkan” kerjasama dengan Jepang, itu berarti bukan hal mustahil jika Jepang secara mengejutkan bergabung dengan NATO.11
Politik membendung Cina terlihat jelas melalui ekspansi NATO. Dengan cerdiknya, NATO juga mendekati musuh mereka Rusia, sebuah tindakan preventif agar Rusia memalingkan wajahnya dari Beijing. Tindakan ini sebenarnya tidak perlu dilakukan oleh NATO jika Cina memang bukan ancaman bagi dominansi NATO. Jelas bahwa NATO telah merencanakan isolasi geografis terhadap Cina.

Pengepungan berkedok ekspansi ini tentu saja membuat Cina tertekan. Dapat dibayangkan jika NATO melakukan serangan mendadak kearah Cina, tentu saja Cina akan kewalahan membendung serangan ini, mengingat Cina telah dikepung oleh negara-negara NATO.
Saling memberikan ancaman, mungkin beginilah gambaran yang cocok antara NATO dengan Cina. Hal ini menjadi pemanas suasana yang membuat gerah kedua belah pihak, saling berlomba, dan bersaing mencari kawan.
Kekhawatiran NATO
Cina menunjukkan beberapa potensi ancaman yang dapat mengganggu dominansi NATO, hal ini juga didukung oleh kekhawatiran Organisasi ini pada kekuatan terpendam yang dimiliki Cina.
a.Kekuatan militer Cina
Budget militer Cina dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan. Meskipun Beijing mengklaim peningkatan anggaran militer ini guna meningkatkan kesejahteraan tentara mereka dan untuk memodernisasi peralatan perang, sepertinya NATO memiliki paradigma lain dalam masalah ini. Seperti pernyataan ini:
“China's defense expenditures are much higher than Chinese officials have publicly admitted. It Is estimated that China's is the third-largest military budget in the world, and now the largest in Asia. Since no nation threatens China, one wonders: Why this growing investment ?”12
Pernyataan diatas dikeluarkan oleh menteri pertahanan AS, Donald Rumsfeld. Satu hal yang tidak bisa disangkal, bahwa NATO merupakan alat AS untuk mencapai kepentingannya. Namun tetap Kita tidak bisa memisahkan peranan negara Eropa sebagai penopang kekuatan AS didalam NATO.

Pentagon menganggap kenaikan anggaran militer Cina sebagai suatu anomali mengingat tak ada satu negara pun yang menjadi ancaman bagi Cina. Pertanyaan yang muncul, untuk apakah budget sebesar itu. Pertanyaan tersebut juga berimbas pada NATO. Kekhawatiran NATO muncul jika terjadi perlombaan senjata antara Cina dan AS (arms race).13 Hal yang sama terjadi dengan Soviet pada perang dingin. Pada saat itu ketegangan merebak dimana-mana, hingga menyebabkan lesunya perekonomian dunia dan ketakutan akan timbulnya perang nuklir. Terjadinya perlombaan senjata Cina dengan AS dapat menyebabkan ketegangan yang akan mempengaruhi perekonomian di Eropa dan negara NATO tentunya terkena imbas negatif yang tidak diharapkan. Ditambah dengan anggapan bahwa Cina telah mempersiapkan perang nuklir dengan AS.14

Kekhawatiran NATO juga ditunjukan pada angkatan dan perlengkapan perang Cina. Seperti apakah kekuatan militer Cina hingga dianggap dapat menjadi ancaman bagi NATO.
Air Force
1.470,000 airmen;
2.2,556 jet fighters;
3.400 ground attack jets
Ground Force (Army)
1.1.9 million men;
2.14,000 tanks;
3.14,500 artillery pieces &
4.453 helicopters)
Navy
1.250,000 sailors;
2.63 submarines;
3.18 destroyers;
4.35 frigates
Armed Police15




CSS-3 ICBM merupakan salah satu jenis misil yang dimiliki Cina dan mampu melintasi jarak 5470+ km dengan hulu ledak nuklir. Dengan kajian strategis, jarak ini mampu memasukkan negara anggota NATO sebagai sasaran.
“China's weapons systems include intercontinental ballistic missiles (ICBMs), and it is building its contingent of Russian jets and submarines, which could be used to project force outside Asia.”17
Sebenarnya inilah yang paling ditakuti oleh NATO. Tidak mudah bagi Cina untuk begitu saja melakukan serangan terhadap anggota NATO, namun setidaknya hal ini menjadi satu poin penting yang wajib digaris bawahi jika sebaliknya, NATO berencana untuk menyerang Cina. Dan tidak boleh diabaikan, bahwa Cina memiliki kemampuan untuk membuat senjata nuklir. Pada 1999, Cina diperkirakan memiliki 400 hulu ledak nuklir yang tertanam di misil mereka.

Invasi militer sepertinya masih jauh dari kemungkinan untuk saat ini. Banyak kalkulasi lain yang sangat penting untuk melakukan suatu serangan. Keberanian NATO untuk menginvasi Iraq dan Afghanistan tidak lepas dari satu fakta sederhana yang menunjukkan bahwa kedua negara tersebut sama sekali tidak memiliki potensi untuk memberikan ancaman pada NATO.
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa militer Cina masih sangat jauh untuk memberikan ancaman pada NATO. Namun 20-30 tahun kedepan, segala kemungkinan bisa terjadi.

b.Masa Depan perekonomian Cina

(Source: mapping global future. Report of the National Intelligence Council’s 2020 Project, December 2004)

Menurut perkiraan, hingga 2050 ekonomi Cina akan tumbuh secara signifikan. Tanpa dibendung, Cina akan tumbuh menjadi super power yang sangat disegani, bukan hanya oleh negara kecil, tetapi juga oleh para anggota NATO. Perlu diingat bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara berpengaruh terhadap politik dan militer negara tersebut.
Jika Cina secara dominan dapat menguasai perekonomian dunia, maka bargaining power yang dimiliki Cina akan semakin kuat. Bila hal ini terjadi, otomatis Cina akan mampu mengintervensi setiap kebijakan yang dikeluarkan NATO.

Sejauh ini, ekonomi merupakan kekuatan dominan Cina. Cina bisa mengembangkan potensi militernya karena adanya masukkan dana yang besar pada sektor pendapatan nasional. Sangat sulit bagi NATO untuk menghentikan laju perekonomian Cina. Peranan Cina dalam perdagangan dunia bersinggungan dengan berbagai kepentingan nasional negara-negara lain. Baik itu negara-negara di Asia, Eropa, bahkan Amerika.

Ketergantungan dunia pada Cina saat ini sudah dapat dilihat. Tudingan miring tentang produk-produk Cina tidak sepenuhnya benar. Ini merupakan suatu bentuk propaganda untuk mengendurkan perekonomian Cina. Terbukti bahwa propaganda ini tidak berjalan dengan baik.
Permasalahan lain adalah menyangkut negara-negara anggota NATO di Eropa yang merasa diuntungkan dengan kemajuan ekonomi Cina. Namun masalah ini dapat menjadi segi positif untuk tetap menjauhkan kemungkinan tejadinya hal negatif yang tidak diinginkan.

Persepsi Hubungan NATO-Uni Eropa-Cina

Hubungan antara Cina dengan NATO tidak akan lepas dari pengaruh Uni Eropa sebagai salah satu Organisasi Supranasional di Eropa. Banyak dari negara anggota NATO merupakan anggota Uni Eropa yang menunjukkan keterkaitan.
Kerjasama ekonomi antara Cina dan Uni Eropa sejauh ini berjalan lancar, hal ini lebih disebabkan karena hubungan ini didasarkan pada interdependency complex, yang berarti terdapat suatu ketergantungan yang kuat satu dengan yang lain. Meskipun demikian, Cina menganggap UE sebagai organisasi yang lemah, tidak konsisten, proteksionis dan, seringkali tunduk pada Amerika.18

Disisi lain, hubungan antara Uni Eropa dengan NATO juga berjalan baik. Namun terdapat persoalan yang dapat mengganggu hubungan ini. Setelah terbentuknya European Security and Defence Policy, hubungan NATO dengan Uni Eropa memburuk. Banyak dari negara-negara anggota NATO yang juga anggota UE, seperti Inggris dan Prancis memaksa agar tidak ada komisi Eropa yang difungsikan dalam permasalahan militer.19 Keinginan Inggris dan Prancis ini menunjukkan bahwa dapat terjadi hal yang tidak diinginkan jika Uni Eropa masuk kedalam masalah militer.

Hubungan NATO-Uni Eropa dan hubungan Uni Eropa-Cina menjadi satu wacana tersendiri. Pertanyaan yang kini muncul adalah, disisi manakah Uni Eropa akan berlabuh? Akankah Uni Eropa mendukung Cina sepenuhnya atau mendukung NATO. Jawaban untuk pertanyaan tadi sangat rumit. Hal ini disebabkan oleh banyaknya anggota Uni Eropa yang juga anggota NATO. Terdapat beberapa kemungkinan tentang masa depan Uni Eropa dalam menyikapi masalah ini.

Kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah:
1.Jika dilihat dati perspektif realis, tentunya Uni Eropa akan mendukung kubu yang lebih menguntungkan (tergantung pihak mana yang lebih menguntungkan. NATO atau Cina)
2.Pecahnya Uni Eropa. Sebagian akan mendukung NATO dan sebagian lagi berpihak pada Cina.
3.Uni Eropa menjadi organisasi supranasional yang independen, netral dan tidak memihak pada salah satu kubu. Disini Uni Eropa dapat menjadi buffer antara Cina dengan NATO


Kesimpulan

Perkembangan militer Cina berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonominya. Meningkatnya anggaran militer Cina dianggap sebagai ancaman bagi dominansi NATO di Asia dan dunia. Meskipun kenyataan menunjukkan ancaman militer Cina terhadap NATO masih jauh dari siaga.
Potensi ancaman terbesar Cina adalah terbentuknya aliansi militer negara ini dengan musuh NATO, Rusia. Jika aliansi ini terbentuk, pergerakan NATO akan terhambat dan dominansinya sebagai hegemoni militer dunia akan terganggu. Eropa akan merasa terancam, ditambah dengan mengalirnya isu mengenai persiapan perang dingin babak II yang dihembuskan oleh beberapa media massa Internasional. Peran NATO di Asia pun sudah mulai tertanggu dengan tumbuhnya Cina sebagai kekuatan baru di benua ini. Namun hegemoni Cina di Asia belum sepenuhnya berjalan.
NATO patut waspada terhadap perekonomian Cina dan permainan Cina didalam pasar bebas. Semakin maju perkembangan ekonomi Cina semakin maju pula kemampuan militer negara ini. Sementara itu, hubungan Beijing dengan Uni Eropa semakin mesra, hal ini dapat menjadi kendala tersendiri buat NATO.
Makalah ini disusun berdasarkan data, fakta dan analisa. Semoga apa yang Saya sampaikan dapat bermanfaat bagi diri Saya khususnya dan orang lain.

Daftar Literatur

NATO Democratic Institutions Fellowships 1997-1999. Final Report, Russia’s Response to the NATO Expansion: China Factor. By Dr. Sergei Troush (Russia). Moscow 1999.
The European Security and Defence Policy: Threat To NATO. By Bill Cash
The EU-US-China Strategic Grand Triangle. Wishful Thinking or Work in Progress ? European Institute of Asian Studies 28 March 2006. By Willem van Kemenade.
Annual reports to congress: Militery Power of the People’s Republic of China 2007. Departement of Defense United States of America.
Mapping global future. Report of the National Intelligence Council’s 2020 Project, December 2004)
Summary of Discussions Transatlantic Working Group "China’s Rise: Diverging U.S. – EU Approaches and Perceptions". By CSIS
Interview: Solana says stronger China "good for world" by Wu Liming
CSR Report for Congress. NATO in Afghanistan: A Test of the Transatlantic Alliance. Updated July 16, 2007. By Paul Gallis. Specialist in European Affairs.
Russia and the Enlargement of NATO. By Vitaly Zhurkin
NATO DEFENSE COLLEGE. RUSSIA’S QUEST FOR STRATEGIC IDENTITY . By Stanislav Secrieru. 2006
China’s Economic Growth 1978-2025: What We Know Today about China’s Economic Growth Tomorrow
CHINESE PERCEPTIONS OF TRADITIONAL AND NONTRADITIONAL SECURITY THREATS. By Susan L. Craig. March 2007
China Views Globalization: Toward a New Great-Power Politics? By Yong Deng and Thomas G. Moore. 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar